TPA Gampong Jawa pertama sekali dibangun pada tahun 1994 dengan luas 12 Ha. Saat bencana gempa bumi dan tsunami tahun 2004, TPA ini hancur total dan menyapu semua sampah yang ada di sana. Setelah difungsikan kembali serta diperluas menjadi 21 Ha, TPA Gampong Jawa direhabilitasi pada tahun 2008 oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias dan mulai beroperasi secara sanitary landfill (sampah ditimbun harian) pada januari 2009. Untuk penutupan sampah ini, setiap tahunnya dibutuhkan tidak kurang dari 5000 m3 tanah dan 3500 m3 kompos. Kompos digunakan untuk mengurangi bau tak sedap yang ditimbulkan oleh sampah ( sumber: https://dlhk3.bandaacehkota.go.id/tpa-gampong-jawa/ )
Teknologi Pengolahan Sampah di TPA Gampong Jawa
TPA Gampong Jawa, sebagai tempat pembuangan akhir utama Kota Banda Aceh, telah menerapkan beberapa teknologi pengolahan sampah untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Namun, perlu diingat bahwa teknologi yang digunakan mungkin telah mengalami beberapa perubahan atau penambahan seiring berjalannya waktu.
Berikut beberapa teknologi yang umumnya diterapkan di TPA Gampong Jawa:
Sanitary Landfill:
- Prinsip: Metode pengolahan sampah modern yang mengisolasi sampah dari lingkungan sekitar. Sampah dipadatkan dan ditutup dengan lapisan tanah setiap hari untuk mencegah pencemaran.
- Tujuan: Mengurangi emisi gas metana, mencegah pencemaran air tanah, dan memperpanjang umur TPA.
Pengolahan Lindi:
- Lindi: Cairan hasil pembusukan sampah yang mengandung zat organik dan anorganik berbahaya.
- Teknologi:
- Kolam aerasi: Mengoksidasi zat organik dalam lindi.
- Kolam pengendapan: Mengendapkan padatan tersuspensi dalam lindi.
- Filter pasir: Menyaring partikel halus.
- Sistem membran: Memisahkan zat terlarut dari air.
- Tujuan: Mengolah lindi sebelum dibuang ke lingkungan untuk mengurangi pencemaran.
Pengumpulan Gas Metana:
- Gas Metana: Gas hasil pembusukan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai energi.
- Teknologi:
- Sumur gas: Mengumpulkan gas metana dari dalam tumpukan sampah.
- Pipa distribusi: Mengalirkan gas metana ke tempat pengolahan atau pemanfaatan.
- Tujuan: Memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Intermediate Treatment Facility (ITF):
- Fungsi: Melakukan pengolahan sampah sebelum dibuang ke landfill, seperti pemilahan, pengurangan volume, dan pengeringan.
- Tujuan: Memperpanjang umur TPA dan mengurangi dampak lingkungan.
Komposting:
- Proses: Mengubah bahan organik dalam sampah menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk.
- Tujuan: Mengurangi volume sampah dan menghasilkan produk bermanfaat.
Perkembangan Teknologi Terbaru:
- Biogas: Beberapa TPA, termasuk yang mungkin di Gampong Jawa, telah mencoba memanfaatkan gas metana untuk menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau bahkan untuk menghasilkan listrik.
- Teknologi Plasma: Teknologi ini memungkinkan sampah organik diubah menjadi gas sintetis yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
- Pyrolysis: Proses pembakaran sampah pada suhu tinggi tanpa oksigen untuk menghasilkan bahan bakar cair, gas, dan arang.
Penting untuk dicatat: Teknologi yang sebenarnya diterapkan di TPA Gampong Jawa mungkin berbeda-beda tergantung pada kapasitas TPA, anggaran, dan kebijakan pemerintah setempat. Selain itu, teknologi ini juga dapat terus berkembang dan ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah dan Solusi
TPA Gampong Jawa telah lama menjadi tempat pembuangan akhir utama Kota Banda Aceh. Namun, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya produksi sampah, TPA ini menghadapi sejumlah masalah serius yang berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Masalah Utama TPA Gampong Jawa
- Overkapasitas: Jumlah sampah yang masuk ke TPA jauh melebihi kapasitasnya, menyebabkan tumpukan sampah semakin tinggi dan meluas.
- Pencemaran Lingkungan: Limbah cair dari TPA mencemari tanah dan air di sekitarnya, sedangkan gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah dapat menyebabkan efek rumah kaca.
- Bau Tidak Sedap: Bau busuk yang menyengat dari TPA mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
- Resiko Kesehatan: TPA menjadi sarang penyakit dan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi para pemulung.
Penyebab Masalah
- Peningkatan Produksi Sampah: Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi di Kota Banda Aceh menyebabkan produksi sampah juga semakin meningkat.
- Kurangnya Pengelolaan Sampah: Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dan minimnya fasilitas pengolahan sampah di sumber membuat beban TPA semakin berat.
- Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas dan teknologi yang ada di TPA masih terbatas, sehingga tidak mampu mengelola sampah secara optimal.
Upaya Penanganan
Pemerintah Kota Banda Aceh telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di TPA Gampong Jawa, antara lain:
- Pembangunan TPA Regional Blang Bintang: Pembangunan TPA Regional Blang Bintang dengan kapasitas yang lebih besar diharapkan dapat mengurangi beban TPA Gampong Jawa.
- Pengelolaan Sampah dari Sumber: Pemerintah terus mengkampanyekan pentingnya pengelolaan sampah dari sumber, seperti pemilahan sampah dan pengurangan penggunaan plastik.
- Rehabilitasi TPA Gampong Jawa: Setelah TPA Regional Blang Bintang beroperasi, TPA Gampong Jawa akan direhabilitasi untuk memperbaiki kondisi lingkungan di sekitarnya.
- Peningkatan Kapasitas Pengolahan Sampah: Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas pengolahan sampah melalui teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Dampak terhadap Masyarakat
Masalah di TPA Gampong Jawa memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat sekitar, yaitu:
- Gangguan Kesehatan: Masyarakat yang tinggal di sekitar TPA rentan terkena penyakit akibat polusi udara dan air.
- Penurunan Nilai Properti: Nilai properti di sekitar TPA cenderung menurun akibat bau tidak sedap dan kondisi lingkungan yang buruk.
- Gangguan Aktivitas Sehari-hari: Bau busuk dan pemandangan tumpukan sampah mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.
Solusi Jangka Panjang
Untuk mengatasi masalah TPA Gampong Jawa secara berkelanjutan, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, yaitu:
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Melalui kampanye dan edukasi, masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya mengelola sampah dengan baik.
- Peningkatan Infrastruktur: Pemerintah perlu membangun fasilitas pengolahan sampah yang memadai dan modern.
- Kerjasama Antar Lembaga: Perlu adanya kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengatasi masalah sampah secara bersama-sama.
Kesimpulan
TPA Gampong Jawa merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi jangka panjang. Dengan upaya bersama, diharapkan masalah sampah di Kota Banda Aceh dapat teratasi dan lingkungan yang lebih bersih dan sehat dapat terwujud.
Informasi Tambahan
Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut mengenai TPA Gampong Jawa di situs web resmi Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Kebersihan Kota (DLHK3) Kota Banda Aceh:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar