Produksi perikanan dan peternakan
di Indonesia cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk,
kebutuhan akan produk perikanan dan peternakan sebagai sumber
protein terus meningkat. Oleh karena itu, untuk mempertahankan
mutu olahan pangan diperlukan teknik pengolahan pangan perikanan
dan peternakan yang baik, baik itu dengan teknik tradisional maupun
modern. Proses pengolahan ikan bahan setengah jadi dan bahan hasil
samping dari hasil perikanan dan peternakan dilakukan secara
diversifikasi yaitu pengolahan produk menjadi bervariasi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan minat kosumsi anak-anak usia sekolah
dalam mengkosumsi produk hasil perikanan dan peternakan berprotein
tinggi dan berguna untuk tumbuh kembangnya.
A. Makanan dari Bahan Pangan Setengah Jadi
1. Pengertian
Bahan pangan setengah jadi adalah bahan pangan mentah yang
telah mengalami pengolahan dengan cara pengawetan. Olahan pangan setengah jadi berbahan baku daging sapi dan
daging unggas saat ini banyak di minati masyarakat modern, terutama
yang memiliki aktivitas bekerja yang padat, karena pengolahan bahan
setengah jadi di simpan lama dalam kondisi beku seperti; baso, sosis,
nugget atau dapat juga disimpan dalam kondisi kering seperti; dendeng,
telur asin dan abon, dengan demikian dapat digunakan kapan saja.
2. Jenis dan Manfaat
Jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan
sebagai bahan baku dalam membuat makanan siap konsumsi, antara
lain:
a. Baso ikan, adalah olahan ikan
yang terdiri dari beberapa pilihan
bahan pokok seperti ikan Tuna,
surimi, udang, kakap dan marlin.
Diramu dengan tepung tapioka dan
racikan bumbu istimewa masing-masing mempunyai rasa khas yang
menggugah selera. Sangat berbeda
dengan baso daging, baso ikan
memiliki tekstur yang lebih lembut
dan gurih.
b. Dendeng cumi
Dendeng adalah makanan kering
sebagai salah satu produk awetan
yang diolah secara tradisional
hingga modern dan sangat populer
di masyarakat Indonesia. Lembaran
daging cumi-cumi diberi campuran
gula, garam, dan bumbu-bumbu lain
kemudian dikeringkan. Selain rasa
nya yang gurih dan lezat, dendeng cumi-cumi juga merupakan makanan tradisional yang kaya akan
kandungan gizi seperti protein, mineral, kalsium, fosfor dan besi
serta memiliki kelebihan yaitu masa simpannya lebih lama.
c. Terasi udang
Disebut juga
belacan termasuk hasil olahan
setengah jadi dari bahan udang.
Jenis udang yang biasa digunakan
untuk membuat terasi adalah udang
rebon atau udang yang berukuran
kecil. Terasi berbentuk seperti pasta
atau adonan dan berwarna hitam
kecoklatan, kadang diberi bahan
pewarna merah sehingga ada yang
berwarna kemerahan. Udang rebon
yang telah direbus lalu digiling dan ditambahkan garam kemudian
difermentasi/diragikan, lalu dijemur agar kadar air menjadi rendah,
kemudian digiling kembali hingga dapat dibentuk
d. Tepung rumput laut
Salah satu cara pengolahan atau
pengawetan rumput laut yaitu dengan
mengolahnya menjadi tepung,
dengan pengolahan menjadi tepung
karagenan rumput laut, akan sangat
bermanfaat disamping lebih praktis
dalam penggunaan dan penyajiannya
juga memudahkan dalam hal
pengemasan dan pengangkutan.
Tepung karagenan rumput laut ini
sangat besar peranannya terutama sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan
pengental), gelling agent (pembentuk gel), pengemulsi dan lain-lain. Sifat ini banyak dimanfaatkan oleh industri makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi, dan industri lainnya.
e. Telur asin
adalah masakan yang
berbahan dasar telur dengan cara
diawetkan melalui cara diasinkan
(diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan enzim perombak). Di Indonesia,
terutama di Pulau Jawa Telur Asin
biasanya memiliki ciri khas cangkang
telur berwarna hijau-kebiruan.
Telur Asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian
kuning telur berwarna agak kemerahan, kering (jika digigit tidak
mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin
tidak menyengat, tekstur berminyak.
f. Dendeng daging
Dendeng adalah daging yang
dipotong tipis menjadi serpihan
yang lemaknya dipangkas, dibumbui
dengan saus asam, asin atau manis
dengan dikeringkan dengan api kecil
atau diasinkan dan dijemur. Hasilnya
adalah daging yang asin dan setengah
manis dan tidak perlu disimpan di
lemari es. Dendeng adalah contoh
makanan yang diawetkan.
Dendeng termasuk makanan berbentuk lempengan yang dibuat
dengan cara pengeringan. Bumbu yang digunakan dalam
pembuatan dendeng adalah garam dapur, gula merah, dan
rempah-rempah. Garam dapur merupakan bahan pemberi cita
rasa dan pengawet pada makanan karena dapat menghambat
pertumbuhan jasad renik.
g. Kornet
Kornet daging berbentuk gilingan
daging halus yang berbumbu, produk
ini tersedia dalam kemasan kaleng
atau sachet. Dengan diproses menjadi
kornet, masalah penyimpanan daging
sapi segar dapat diatasi karena dapat disimpan pada
suhu kamar sekitar dua tahun.
h. Keju
Keju terbuat dari susu sapi, susu kerbau
maupun susu kambing. Teksturnya
lembut dan rasanya creamy. Keju
dibuat dengan memisahkan zat-zat
padat dalam susu melalui proses
pengentalan dengan bantuan
bakteri atau enzim tertentu. Hasilnya
kemudian dikeringkan, diproses,
dan diawetkan dengan berbagai
cara. Produk keju banyak variasinya
tergantung dari jenis susu, metode
pengentalan, dan proses pembuatannya. Produk bahan pangan
setengah jadi dari susu lainnya adalah susu bubuk dan yogurt (plain
youghurt).
3. Teknik pengolahan Makanan dari Bahan Baku Setengah Jadi Hasil Perikanan Dan Peternakan
Berikut ini dijabarkan beberapa teknik
pengolahannya:
a. Penggilingan
Daging ikan, daging sapi, dan unggas yang sudah dicuci
kemudian dimasukan ke dalam grinder untuk digiling sehingga
berbentuk pasta. Pada saat penggilingan harus diberikan garam
secukupnya. Garam diberikan pada awal penggilingan berguna
untuk meningkatkan kerekatan pasta. Jika dilakukan pada akhir
penggilingan sifat kerekatan pasta akan menurun. Setelah
penggilingan dilanjutkan dengan pengadonan, penambahan
bahan baku lainnya seperti tepung tapioka dan telur yang berguna
untuk menjaga kualitas kekenyalan. Adonan dimasukan bumbu
berupa garam, gula, dan rempah-rempah yang sudah dihaluskan
sebelumnya. Kemudian dilakukan pencetakan.
b. Pemanggangan
Daging ikan, daging sapi, dan unggas dapat langsung dipanggang
untuk dijadikan steak. Daging yang dipanggang sebaiknya daging
yang memiliki tekstur daging yang lebih kencang. Ikan dipanggang
dalam oven. Caranya, panggang ikan dalam oven dengan suhu
200°C selama sekitar 10 menit atau hingga kulit pelapisnya kuning
keemasan. Lama pemanggangan tergantung pada ketebalan fi llet.
c. Menggoreng
Gunakan minyak goreng dengan jumlah yang cukup hingga seluruh
bagian ikan terendam minyak. Pastikan minyak telah panas agar kulit
pelapis ikan menjadi renyah. Gunakan api sedang, lalu goreng ikan
dengan wajan anti lengket. Ikan cukup dibalik sekali saja sehingga
tidak mudah hancur. Tapi ingat, teknik ini tidak bisa digunakan saat
anda menggoreng ikan utuh dan hanya bisa digunakan pada fi llet
ikan dan unggas.
4. Tahap Pembuatan Makanan dari Bahan Setengah
Jadi Bahan Baku Hasil Perikanan dan Peternakan
Bahan pangan setengah jadi hasil perikanan dan
peternakan ini masih memerlukan proses atau tahapan pengolahan.
Tujuan :
memiliki kandungan gizi yang lebih bermanfaat dan
aman bagi kesehatan tubuh
memiliki rasa yang menggoyang lidah
memiliki nilai estetika dengan kemasan yang menarik.
B. Makanan dari Bahan Pangan Hasil Samping
1. Pengertian
Bahan baku berupa daging hasil perikanan dan peternakan
merupakan bahan pangan utama manusia, sedangkan bagian tulang,
kulit, jeroan, kaki, dan sisik, bagian tubuh yang jarang dimakan, tetapi
masih dapat dimanfaatkan sebagai Bahan pangan hasil samping
dari hasil perikanan dan peternakan masih memiliki kandungan gizi
sehingga dapat dimanfaatkan hasil samping pangan. Hasil samping dari bahan pangan hasil perikanan dan peternakan
dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan siap konsumsi
seperti mie bakso dan ceker ayam, keripik ceker ayam, kerupuk kulit
ian, kerupuk kulit sapi, keripik usus ayam, gulai kepala ikan kakap,
rempeyek sisik ikan, dan lain-lain.
2. Jenis dan Manfaat
Jenis-jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat makanan
dari hasil samping perikanan dan peternakan, yaitu:
a. Kepala ikan
Kepala ikan adalah bagian kepala dari
tubuh ikan, di mana terdapat insang,
mata ikan, dan mulut ikan. Bagian
kepala ikan dapat diolah menjadi
hidangan yang lezat dan bergizi seperti:
gulai kepala ikan atau sup kepala ikan,
b. Kulit
Kulit ialah bagian paling luar daging. Kulit merupakan organ tunggal
tubuh paling berat, kulit juga merupakan hasil ternak yang paling
tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan
produk yang dihasilkan oleh seekor ternak. Kulit mempunyai
banyak fungsi antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di
bawahnya, memberi bentuk, mengatur suhu tubuh, tempat sintesis
vitamin D. Kulit dapat diolah menjadi produk pangan seperti kerupuk
dan masakan lainnya.
c. Ceker ayam
Ceker ayam adalah bagian dari tubuh
ayam yaitu bagian kaki ayam. Tekstur
yang unik dan rasanya yang gurih
membuat ceker ayam digemari oleh
banyak orang. Bagian tubuh ayam ini
masih memiliki nilai gizi dan manfaat
bagi tubuh. Ceker ayam mengandung
protein, kolagen, zat kapur/kalsium dan
kartilago.
Ceker ayam memiliki sedikit daging disemua bagian hingga
ruas-ruas jarinya, ceker ayam juga memiliki tulang lunak yang
rasanya gurih dan lezat. Ceker ayam yang dimasak biasanya akan
mengeluarkan cairan atau gel khusus yang banyak mengandung
gelatin. Ceker ayam dapat diolah menjadi produk pangan seperti,
keripik ceker ayam, baso ceker ayam, sup ceker ayam, dan lainlain.
d. Tulang ikan
Selain kepala ikan yang bisa mengurangi
terjadinya osteoporosis ternyata tulang
ikan juga dapat membantu menguatkan
dan memperkokoh tulang tubuh manusia
karena tulang ikan mengandung kalsium,
fosfor, dan vitamin D yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh dalam menjaga
kokohnya tulang.
Tulang ikan biasanya dikeringkan dan digiling menjadi tepung,
setelah menjadi tepung ini baru bisa diversifi kasi dalam bentuk
olahan berupa cemilan, seperti pangsit ikan, stik ikan, kerupuk,
dan lainnya.
3. Teknik Pengolahan Makanan dari Produk Samping
Bahan Baku Perikanan dan Peternakan
a. Penggorengan
Menggoreng adalah cara memasak makanan dengan menggunakan
minyak atau lemak (margarin, shortening, mentega) sebagai medium
penghantar panas. Lemak sama dengan minyak, dan hanya berbeda
wujud karena perbedaan titik lebur.
Aneka jenis ikan laut, daging ayam, keripik ceker, dan lain-lain
adalah beberapa jenis olahan pangan yang antara lain dimatangkan
dengan teknik digoreng.
b. Pengeringan
Pengeringan merupakan metode tertua untuk mengawetkan
bahan pangan maupun non pangan. Pada pengeringan bahan
pangan akan terjadi penurunan kadar air sampai kadar air tertentu
sesuai dengan yang dikehendaki. Selama pengeringan, terjadi
penguapan air yang terdapat dalam bahan pangan. Oleh sebab
itu, bahan pangan yang dikeringkan akan terjaga keawetannya
karena kandungan airnya rendah sehingga organisme pembusuk
tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Pengeringan dapat
dilakukan dengan cara mengeringkan bahan pangan di bawah
sinar matahari maupun dengan menggunakan alat pengering.
Selain manfaat di atas, pengeringan bahan pangan juga bertujuan
untuk memperkecil volume tempat penyimpanan dibandingkan
dengan bahan pangan yang masih segar. Di samping itu, bahan
pangan kering akan tahan lama bila disimpan dan lebih efi sien
dalam proses pengangkutan maupun distribusi.
c. Penggilingan
Pengilingan tulang ikan dikerjakan pada ikan yang memiliki ukuran sedang serta besar. Ikan-ikan yang memiliki tulang ukuran kecil tak
mesti digiling. Sebaiknya tulang ikan yang akan digiling dilakukan
proses pengeringan terlebih dahulu agar kadar airnya berkurang.
d. Perebusan
Perebusan adalah proses pemasakan bahan baku dengan menggunakan media air panas. Perebusan bertujuan untuk mematangkan bahan pangan sehingga diperoleh sifat organoleptik (warna,
rasa, aroma, dan tekstur) dari bahan yang diinginkan. Perebusan
dilakukan dengan mencelupkan bahan pangan ke dalam air mendidih (100o
C) dengan waktu yang bervariasi tergantung sifat, jenis,
dan ukuran bahan.
4. Tahapan Pengolahan
Pengolahan hasil samping dari hasil peternakan dan perikanan yang
diolah menjadi produk pangan bertujuan untuk membuat produk pangan
yang lebih variatif, dan memaksimalkan pengolahan hasil peternakan
dan perikanan dengan prosedur pengolahan relatif mudah dan biaya
yang terjangkau.
Berikut ini merupakan contoh pengolahan bahan hasil samping
pengolahan ikan menjadi produk pangan cemilan dengan berbahan
baku tulang ikan yang diolah menjadi kerupuk ikan, kerupuk akan diolah
dengan teknik menggoreng. Kerupuk ikan ini dapat dinikmati sebagai
teman makan nasi atau sebagai camilan.
a. Perencanaan
Perencanaan dalam pengolahan membuat kerupuk tulang ikan juga
tetap harus dibuat, (lihatlah urutan perencanaan pada pengolahan
ikan). Susunan tertib pekerjaan pada pengolahan dendeng sapi
sambel ijo yaitu:
1. Menentukan bagian-bagian yang akan digunakan untuk
membuat produk pangan hasil samping pengolahan hasil
perikanan.
2. Menyusun rancangan produk yang akan dibuat.
3. Menyusun kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan
produk pangan hasil samping pengolahan dari hasil perikanan
yang ingin dibuat
b. Persiapan bahan dan alat Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap. Apakah itu dengan cara membeli atau meminjam teman/tetangga.
c. Proses pembuatan
5. Pengemasan
Pengemasan produk pangan harus memperhatikan segi kesehatan tubuh konsumen. Dalam pengemasan berbagai produk pangan dapat digunakan plastik atau mika. Pemilihan plastik dan mika untuk produk pangan haruslah sesuai jenis olahan, selera bentuk dengan warna yang beranekaragam. Yang harus diperhatikan dalam pengemasan pangan adalah proses perekatan kemasan, produk ini harus direkat tanpa celah sedikitpun. Hal ini untuk mencegah masuknya kotoran dan debu serta udara yang dapat mengakibatkan produk menjadi cepat rusak
b. Persiapan bahan dan alat Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap. Apakah itu dengan cara membeli atau meminjam teman/tetangga.
c. Proses pembuatan
5. Pengemasan
Pengemasan produk pangan harus memperhatikan segi kesehatan tubuh konsumen. Dalam pengemasan berbagai produk pangan dapat digunakan plastik atau mika. Pemilihan plastik dan mika untuk produk pangan haruslah sesuai jenis olahan, selera bentuk dengan warna yang beranekaragam. Yang harus diperhatikan dalam pengemasan pangan adalah proses perekatan kemasan, produk ini harus direkat tanpa celah sedikitpun. Hal ini untuk mencegah masuknya kotoran dan debu serta udara yang dapat mengakibatkan produk menjadi cepat rusak
Terimakasih atas penjelasannya angat membantu..
BalasHapusTerimakasih atas bantuannya,, Sangat membantu saya:)
BalasHapusJangan lupa berkunjung ke blog saya yahh:) Kita sama sama berbagi ilmu:)
BalasHapussangat bermanfaat terimakasih
BalasHapusKesimpulan nya?
BalasHapus