Sabtu, 21 Maret 2020

BUDI DAYA SATWA HARAPAN



Pengertian satwa Harapan itu sendiri merupakan hewan yang dipelihara atau diternakkan yang apabila diusahakan akan menghasilkan bahan dan jasa seperti ternak namun pada umumnya manusia memelihara dan membudidaya satwa harapan dengan alasan utama yaitu ekonomi beberapa jenis satwa harapan diantaranya jangkrik kroto ulat sutra cacing dan bekicot.


A. Jenis-Jenis Satwa Harapan 
Satwa harapan dipelihara masyarakat dengan alasan yang beragam. Salah satunya sebagai pekerjaan sampingan karena memiliki nilai ekonomis untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Berikut contoh satwa harapan yang banyak dibudi dayakan masyarakat. 

1. Cacing Tanah 

Seekor cacing tanah (Lumbricus terrestris) dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm bergantung pada banyak ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun mata. Di dunia ini, ada sekitar 2.700 jenis cacing tanah. Cacing dapat hidup jika tersedia oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Jika keempat kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, cacing akan mencari tempat yang cocok. Dalam setiap hektare tanah dapat ditemui lebih dari satu juta cacing tanah. Cacing tanah membuat lubang menembus kedalaman dan mencampur bagian bawah dengan bagian permukaan. Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi tanaman. Kotoran cacing ini membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat- agregat sehingga struktur tanah menjadi baik. Cacing tergolong binatang berdarah dingin. Cacing dapat menumbuhkan ekor baru tetapi tidak dapat menumbuhkan kepala baru jika bagian tersebut terpotong. Bayi cacing tidak dilahirkan, mereka berada dalam kokon berukuran lebih kecil dari sebutir beras. Meskipun tidak punya mata, cacing dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh terdepan (bagian kepala). Mereka bergerak menjauhi sinar dan kulit cacing akan menjadi kering jika terekspos sinar dalam waktu lama (sekitar satu jam). Jika kulit cacing kering, ia akan mati. Cacing tergolong binatang hermaprodit (berkelamin ganda). Setiap cacing mempunyai organ jantan maupun betina. Cacing kawin dengan cara menyatukan bagian clitellum (bagian membengkak di dekat kepala pada cacing dewasa) dan bertukar sperma. Setiap cacing kemudian membentuk selubung telur dalam clitellum.


 2. Jangkrik 

Adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang. Di Indonesia, tercatat lebih kurang ada 123 jenis jangkrik. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus banyak dibudi dayakan untuk pakan burung dan ikan. Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari: kegiatan makan, mengerik, dan kawin dilakukan malam hari. Oleh karena itu, lingkungan budi daya jangkrik dibuat gelap agar jangkrik terus melakukan aktivitas. 

Pada siang hari, jangkrik mencari perlindungan di lorong/lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material, seperti genteng, kayu, dan material lainnya. Makanan jangkrik di alam bermacam-macam. Jangkrik adalah pemakan tumbuhan, seperti krokot, dan tanaman pertanian seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan pucuk tanaman. Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua jenis, umur jantan lebih pendek dibandingkan dengan umur betina. Sebagai gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan.

3. Lebah Madu 


Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Setiap lebah mempunyai tugas khusus yang sangat penting bagi kelangsungan hidup koloninya. Di dalam sebuah sarang koloni terdiri atas tiga anggota masyarakat lebah, yaitu seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja. Spesies yang paling penting untuk diternak atau dipanen hasil madunya adalah lebah madu Apis mellifera dari Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, Apis dorsata dan Apis indica dari Asia. Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin.  Setiap jenis lebah memiliki ciri fisik dan tugas yang berbeda-beda. Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat. Lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat. Tugas lebah pekerja bergantung pada tingkatan umurnya, dari muda sampai tua, yaitu sebagai perawat, penghubung di dalam sarang, penjaga sarang, perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan (bunga), pencari pakan, dan pembuat sarang. Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya bertelur. Setelah kawin satu kali, lebah ratu segera masuk sarang dan bertelur seumur hidup. Lebah ratu akan terus berada di sarang, selama tidak ada pengganggu dan ratu baru belum muncul.


Di habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang bagian atas untuk menyimpan madu, dan bagian bawah untuk mengerami telur. Secara tradisional, lebah madu banyak dipelihara masyarakat desa di sekitar hutan dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu. Hasilnya madu dan larva lebah. Satu sisir sarang lebah dapat menyimpan madu 15-20 kg dan 3-4 kg lilin. 

4. Ulat Sutra 

Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga yang berukuran besar dan banyak ditemukan di hutan-hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Selatan China, melintasi Kepulauan Malaysia, Thailand dan Indonesia. Attacus atlas termasuk hewan polivoltin, artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun dan termasuk serangga polifagus yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Attacus atlas merupakan hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. 


2) B. Sarana dan Peralatan Budi Daya Satwa Harapan 

1. Sarana Produksi Budi Daya Satwa Harapan 
Satwa harapan membutuhkan sarana produksi budi daya yang berbeda. 

1) Bahan 
a) Bibit 
Bibit yang baik diperoleh dari induk yang unggul. Secara umum, bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, dan tidak cacat (untuk jangkrik; sungut atau kaki patah dan umurnya sekitar 10-20 hari). Induk jangkrik yang baik adalah jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahan an tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak didapat dari hasil tangkapan alam bebas, induk dapat  dibeli dari peternakan. Induk jantan diusahakan dari alam bebas karena lebih agresif. 

b) Pakan 
 Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi.  Setiap pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap dengan komposisi yang seimbang agar pem berian pakan ini dapat efisien sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Nutrisi yang harus terkandung dalam pakan di antaranya energi, protein, mineral, vitamin, dan air. Zat pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap ternak tersebut, yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembang dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sehat meningkat. Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan buatan. Pakan alami berasal dari lingkungan sekitar. Contoh pakan alami ialah tanaman, limbah organik rumah tangga, dan limbah organik dari lingkungan sekitar. Pakan buatan di buat dari berbagai campuran macam bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat dan jenis ternak yang mengonsumsi pakan tersebut. 

 c) Obat-obatan 
Kegiatan budi daya kadang mengalami kendala. Salah satu kendala penting adalah serangan hama dan penyakit yang menggangu proses pertumbuhan. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit. 

 d) Air 
 Air mempunyai peranan penting dalam budi daya ternak. Air harus mempunyai persyaratan tertentu agar ternak dapat tumbuh dengan baik. Air juga dapat digunakan untuk menjaga kelembapan udara sekitar kandang atau media hidup satwa harapan. 

 e) Kandang 
Kandang ternak adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang, dan gangguan lainnya. Adapun syarat minimal kandang ternak yang harus dipenuhi sebagai berikut : 
1. Ternak dapat bergerak dengan nyaman di dalamnya. 
2. Kandang dapat menunjang produktivitas. 
3. Kandang memiliki sirkulasi udara yang lancar. 
4. Kandang mudah dibersihkan. 
5. Kandang dapat melindungi ternak dari terik matahari, hujan dan kondisi lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan ternak. 
6. Kandang dapat mempermudah pekerja dalam mengelola ternak. 
7. Kandang memiliki saluran pembuangan limbah yang layak dan tidak menggangu lingkungan.

2. Teknik Budi Daya Satwa Harapan 
Pemeliharaan satwa harapan mempunyai tujuan yang berbeda-beda, bergantung jenis ternaknya. Teknik yang perlu diperhatikan dalam budi daya satwa harapan adalah pemeliharaan kandang, pemilihan bibit, pola pemberian pakan, dan pencegahan hama penyakit. 

1) Pemeliharaan Kandang 
Kandang harus rutin dibersihkan untuk menjaga kelembapannya minimal seminggu sekali. Hal ini penting untuk menghindari tumbuhnya jamur atau bakteri penyakit yang tidak diinginkan. Tempat pakan dan minum yang terdapat dalam kandang juga harus rutin dibersihkan. Bersihkan lantai kandang dari kotoran yang lengket. 

2) Pemilihan Bibit 
Pemilihan bibit yang baik merupakan kunci utama dalam budi daya satwa harapan. Calon bibit yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi dapat dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu. Penampilan fisik ternak yang sehat, lincah, bentuk tubuh yang bagus, seimbang, dan tidak cacat, adalah ciri-ciri calon bibit yang baik. 

3) Pemberian Pakan 
Pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produktivitas ternak. Biaya pakan menempati 60%-80% dari jumlah total biaya usaha peternakan. Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda, sesuai dengan jenis ternak, umur, dan produktivitas ternak. Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan. 

 4) Pencegahan Hama dan Penyakit 
Dalam budi daya satwa harapan seperti jangkrik dan cacing tanah, peternak harus memperhatikan hama apa saja yang sering mengganggu satwa peliharaan. Secara garis besar ada dua jenis hama yang sering ditemui yaitu :
(1) hama yang berperan sebagai kompetitor dalam pakan seperti semut, kutu tanah, dan rayap, dan 
(2) hama yang berperan sebagai predator seperti tikus, kadal, tokek, ayam, dan bebek. Untuk mengantisipasi hama tersebut, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. 
a. Jagalah kebersihan lingkungan. 
b. Antisipasi semut dengan kapur semut. 
c. Antisipasi kadal/tikus dengan menutup kandang dengan baik. 
d. Antisipasi kutu tanah dengan fermentasi media cacing.

C. Tahapan Budi Daya Satwa Harapan 

Setelah mempelajarinya maka saatnya  melakukan budi daya satwa harapan.  Jangkrik merupakan contoh pilihan karena jangkrik merupakan satwa harapan yang mudah ditemui di semua daerah. Kebutuhan masyarakat akan jangkrik akhir-akhir ini makin meningkat seiring dengan makin berkembangnya hobi masyarakat dalam memelihara burung.

D. Pemeliharaan 


a. Sanitasi 
Dalam pengelolaan peternakan jangkrik, sanitasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, sebelum jangkrik dimasukkan ke dalam kandang, sebaiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Guna mencegah gangguan hama, setiap kaki kandang dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi air. 

b. Pengontrolan 
Penyakit Jangkrik untuk pembesaran dipilih yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar tidak berjamur karena dapat menjadi sumber penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak basah. Kandang yang basah dapat menyebabkan timbulnya penyakit. 

c. Perawatan Ternak 
Pembuatan kandang semirip mungkin dengan habitat aslinya, yaitu lembap dan gelap, serta gizi yang cukup agar kebutuhan terpenuhi. d. Pemberian Pakan Anakan umur 1-10 hari diberi kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah fase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran. Jangkrik yang sedang dijodohkan, dapat diberi pakan sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong ataupun ketimun karena kandungan airnya tinggi. Pakan diberikan secara ad libitum agar jangkrik tidak menjadi kanibal akibat kurang pakan. 

e. Pemeliharaan Kandang 
Air dalam kaleng yang terdapat di kaki kandang diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan. 

f. Lokasi 
 Lokasi budi daya jangkrik harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. Selain itu, lokasi kandang sebaiknya jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar dan jalan raya, serta tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan. 

g. Hama dan Penyakit 
Jangkrik jarang terkena penyakit. Penyakit biasanya timbul karena jamur yang menempel di daun. Hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cecak, katak, dan ular. 

h. Pemberian Vaksin dan Obat Untuk saat ini, hama dan penyakit dapat diatasi secara preventif. Penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi, pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

i. Panen 

Peternak jangkrik dapat memperoleh dua hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu telur dan jangkrik dewasa. Telur dan jangkrik dewasa dapat dijual kepada peternak lainnya. Jangkrik dewasa digunakan untuk pakan burung dan ikan serta untuk bahan pembuatan tepung jangkrik. 

Sumber : 

BSE PRAKARYA KELAS VIII KEMDIKNAS
https://jamuhidupsehat.blogspot.com/2018/02/prakarya-budidaya-satwa-harapan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya